RSS

About

Air Minum Dalam Kemasan (AMDK)
























A.    PROSES PENGOLAHAN AIR MINUM DALAM KEMASAN
a.      Sumber Air
Air yang digunakan dalam proses pengolahan AMDK berasal dari air alami (Natural Spring Water) yang terletak di desa Pikatan, Mudal, Tmanggung yaitu sekitar  150 m dari pabrik. Terletak di lokasi yang sejuk dan terhindar dari sumber pencemaran. Sumber air harus memenuhi tiga parameter yang menentukan kelayakan air untuk dikonsumsi yaitu parameter fisik, kimia, dan mikrobiologi.
                    i.  Parameter Fisik
Meliputi semua hal yang dapat dilihat secara langsung tanpa menggunakan alat bantu. Secara fisik air layak minum haruslah jeernih, tidak berbau, tidak berwarna, tidak berasa, bebas dari benda asing seperti batu dan ikan (SNI 1996). Parameter fisik amatlah penting karena pada akhir produksi akan langsung berpengaruh terhadap penerimaan konsumen.
                  ii.    Parameter Kimia
Meliputi konsentrasi zat kimia yang terkandung didalam air. Semua zat kimia, baik yang diinginkan maupun tidak diinginkan harus sesuai dengan syara mutu air yang telah ditetapkan oleh Standar Nasional Indonesia. Beberapa mineral dalam jumlah yang berlebihan akan dapat mempengaruhi penampilan fisik bahan baku air misalnya besi yang berlebihan akan menyebabkan air menjadi kuning kecoklatan.
                iii.  Parameter Mikrobiologi
Meliputi jumlah bakteri yang ada dalam air yang akan digunakan dalam bahan baku. Sesuai SNI 1996 jumlah bakteri maksimal yang diperbolehkan ada dalam air adalah 100 koloni/mL sample dengan bakteri berbentuk Coli, Salmonella, C. perferigens adalah negatif per 100 sampel.

Air dari sumber dialirkan melalui pipa-pipa ke tanki penampungan air baku (Buffer Tank, disebut juga tanki penampungan I, berada didekat sumber mata air), kemudian dialirkan melalui pipa ke tanki penampungan air sumber yang berada dalam pabrik disebut juga tanki penampungan II) dengan menggunakan sistem pemanfaatan tekanan air karena letak pabrik berada diawah sumber mata air, selanjutnya dipompakan ke unit pengolahan air (Water Treatment). Pada tanki penampungan I terdapat filter dengan screen 40 µm  yang berfungi menyaring kotoran seperti kerikikil dan pasir sehingga mempermudah proses penyaringan selanjutnya.

b.      Penyaringan (Filtrasi)
Proses ini bertujuan menghilangkan kotoran berupa partikel-partikel kasar maupun halus. Air dari tanki penampung I dipompa menuju tanki penampung II (Raw Water Tank) yang berbentuk silinder dan berkapasitas 10.000 liter. Air kemudian dipompa ke filter kedua dengan screen yang lebih kecil yaotu 10 µm yang berfungsi sebagai penyaring partikel yang lolos dari filter pertama. Filtrat yang dihasilkan dineralisasi dengan karbon aktif (Carbon filter). Karbon aktif berfungsi menetralisasi logam seperti cyanida, ferro dan sebagainya. Selanjutnya dilakukan filtrasi dengan screen 5 µm. Air yang dikeluakan merupakan air yang bebas klorin, kotoran, bau, warna dan rasa.
                    i.  Sand filter
Terdapat pasir silika dalam sand filter yang berfungsi untuk menyaring partikel-partikel yang terlarut dalam air. Selain pasir silika terdapat juga strainer yang berfungsi sebagai penyaring. Streiner tertutupi oleh pasir silika dan berada diatas pipa penghubung. Posisi ini berfungsi agar pasir silika dan kotoran-kotoran yang sudah tersaring tidak terbawa ketangki pengolahan berikutnya.
                  ii.   Carbon filter
Dalam tangki carbon filter terdapat karbon aktif yang berfungsi untuk menghilangkan rasa bau dan warna dari air. Karbon aktif juga terdapat pasir silika dan strainer. Karbon aktif merupakan lapisan teratas dari carbon filter.
                iii.   Pre filter
Pada pre filter ini air kembali disaring dengan membran berukuran 10 µm. Dalam pre filter terdapat 2 filter yang terletak di bagian atas dan bawah tangki.
                iv.   Final filter
Tangki ini merupakan tangki penyaring  akhir sebelum air di alirkan menuju tangki colouns untuk diozonisasi. Pada tangki ini ari disaring dengan membran berukuran 1 µm.

c.       Proses Sterilisasi Air (Ozonisasi)

Proses sterilisasi merupakan proses pemberian ozon yang berfungsi membunuh bakteri dalam air sehingga proses ini disebut juga dengan ozonisasi. Ozonisasi menentukan kualitas dan kuantitas produk air minum yang dihasilkan karena ozonisasi dapat membunuh semua mikroorganisme seperti bakteri, kapang dan khamir.
Ozonisasi berlangsung setelah air keluar dari prefilter dan ditampung dalam tangki ozonisasi. Proses ini dilakukan dengan menginjeksi ozon yang dihasilkan oleh ozonator (Ozon Generator).
Ozonator meerupakan alat bertenaga listrik dengan arus bolak-balik yang digunakan untuk membentuk ozon dari udara (oksigen). Cara kerjanya dengan menyalurkan udara ke tabung ozon, pendinginan dengan air chyller kemudian ditembak dengan listrik tegangan tinggi dan udara akan bereaksi untuk menghasilkan ozon. Udara yang disalurkan ke tabung ozon dihasilkan akan dialirkan melalui pipa stainless steel menuju tabung berbentuk silinder yang disebut cillenes (terdapat dua collones yang berhubungan satu sama lain). Collones pertama berkapasitas 2530 L dan collones  kedua berkapasitas 3800 L. Jumlah ozon yang ditembakkan dapat diatur sedemikian rupa karena pipa pendistribusian ozon dilengkapi katub putar yang bisa diatur.
Air yang telah diozonisasi dikirim ke tangki penampungan akhir ( tanki treated) dengan kapasitas 10.000 liter. Selama tangki treated  belum penuh, proses penarikan air sumber dan ozonisasi terus berlangsung. Pengiriman ini melalui pipa yang dilengkapi dengan lubang pengambilan sampel air untuk dianalisis kandungan mikrobanya. Apabila hasil analisis mikrobiologi menunjukan masih ada kontaminasi maka dihilangkan dengan menambahkan ozon yang ditembakkan. Air yang berada di tangki penampungan akhir ini siap digunakan untuk diisikan ke tiap jenis kemasan.

d.      Pengisian (Filling)

Proses ini merupakan proses pengisian air yangtelah steril kedalam kemasan yang digunakan yaitu cup 240 mL dan gallon 19 L. Distribusi air kedalam kemasan melalui empat pompa. Didalam setiap pompa terdapat filter berdiamater 0,45µm yang berfungsi menyaring semua bahan organik dan mikroorganisme yang ada dalam air setelah proses ozonisasi.


                    i.            Filling gallon
Pada proses pengisian gallon, sebelumnya dilakukan pencucian terhadap gallon. Gallon yang akan digunakan diperiksa kelayakannya terlebih dahulu yaitu dengan melihat penampakkan fisik gallon. Gallon yang tidak layak digunakkan antara lain dikarenakan gallon pecah, berbau menyengat, atau terdapat lumut yang terlalu tebal. Gallon yang layak dicuci dalam mesin pencuci gallon dengan tiga perlakuan yaitu :
·         Pembilasan bagian luar dan dalam gallon dengan air hangat (suhu 60-800C).
·    Pembilasan gallon dengan air cucian gallon yang mengandung PAA (Peroxide Acetic Acid) dan Na2O (Sodium Oxide).
·         Pembilasan akhir dengan air ozon untuk menghilangkan mikroorganisme.
   Produk kemudian dikirim  oleh departemen produksi ke gudang jadi. Produk ini tidak langsung dipasarkan tetapi melalui pemeriksaan produk oleh departemen Quality Control. Jika hasil pemeriksaan menunjukan bahwa produk sudah memenuhi standar maka prosuk siap dipasarkan.
                  ii.        Filling cup
Mesin pengisian cup (sunny) berjumlah dua buah yaitu sunny 102 dan sunny 103. Mesin sunny bekerja secara kontinyu yaitu berurutan dan proses pengisiannya sebagai berikut :
1. Cup supply berfungsi untuk menempatkan cup selanjutnya cup akan berjalan menju bucket. Dalam cup supply terdapat 8 line.
2.      Filler berfunsi untuk mengisikan air steril kedalam cup.
3.  Penutup berfungsi untuk menutup cup yang telah terisi air dengan menggunakan lid film. Proses ini terbagi menjadi dua yaitu first sealing dan patten correcting yang bekerja secara bersamaan untuk merekatkan lid film dan membenarkan posisi lid film agar tepat berada diatas mulut cup. Second sealing   berfungsi untuk merekatkan kembali lid film yang belum merekat pada saat first sealing. Tahap terakhir yaitu cutting dengan menggunakan cutter yang posisinya sejajar dengan second sealing.
4.   Packing dilakukan dengan menggunakan kardus. Setiap cup terdiri atas 2 sap. Setiap sap terdiri atas 24 cup dan dipisahkan oleh selembar layer. Kemudian kardus di seal menggunakan flakban. Setelah di packing kardus yang berisi cup kemudian di simpan di gudang bahan jadi sebelum didistribusikan ke konsumen.

B.     PENGENDALIAN MUTU

Pengendalian mutu mutlak diperlukan untuk menjamin kualitas air minum dalam kemasan. Quality control bertugas untuk melakukan hal tersebut. Tujuan dari pengendalian mutu adalah untuk mempertahankan kualitas air minum dalam kemasan agar sesuai dengan SNI 01-3553-1996.
Faktor utama yang mempengaruhi dalam proses pembuatan air minum dalam kemasan yang dapat menurunkan kualitas adalah, tingkat kontaminasi yang sering terjadi seperti, kontaminasi udara ruang produksi (ducting) dan kontaminasi air. Kebersihan (kesterilan) air yang dihasilkan juga dapat terpengaruh oleh kebersihan dari lingkungan sekitarnya, sehingga kebersihan harus di jaga agar kualitas air yang dihasilkan dapat bermutu tinggi.
Beberapa pengujian / analisa yang dilakukan untuk menghasilkan air minum dalam kemasan agar memiliki kualitas yang baik diantaranya :

a.      Analisa fisik

Analisa fisik dilakukan dengan menggunakan peralatan dan dicatat sesuai dengan kepekaan alat terhadap sampel yang dianalisis.
Alat uji fisik antara lain :
1.      Pompa Vakum
Alat ini digunkan untuk menguji kekuatan lead.
2.      Pegas
Alat ini digunakan untuk menguji daya ikat lead pada cup.
3.      Timbangan Elektrik
Alat ini digunakan untuk mengukur massa dari bahan yang digunakan.
4.      Gelas ukur
Alat ini digunakan untuk mengukur volume dari cup maupun gallon.
Pengujian secara fisik yang kami lakukan diantaranya :
1.      Uji Fisik Kardus
1.1.Alat dan bahan :
·         Timbangan analitik
·         Jangka sorong
·         Penggaris dan alat tulis
·         Kardus (sample)
1.2.Langkah kerja :
·         Ambil sampel kardus.
·         Timbang kardus dengan timbangan analitik.
·         Ukur panjang, lebar dan tinggi kardus dengan penggaris.
·         Potong kardus dengan ukuran 10 × 10 cm.
·         Pisahkan fluth (lapisan) kardus yang terdiri dari gramatur luar, tengah dan dalam.
·         Timbang gramatur luar, tengah dan dalam.
·         Catat hasil dari masing-masing  gramatur.

2.      Uji Fisik Layer
2.1.Alat dan bahan :
·         Layer (sample)
·         Penggaris
2.2.Langkah kerja :
·         Ukur panjang, lebar dan tinggi layer.
·         Catat hasil pengukuran.
3.      Uji Fisik Cup
3.1.Alat dan bahan :
·         3 pcs cup (sample)
·         Jangka sorong
·         Timbangan analitik

3.2.Langkah kerja :
·         Ambil 3 pcs cup.
·         Timbang masing-masing cup.
·         Ukur diameter luar cup, lebar bibir cup, diameter leher cup dan tinggi cup.
·         Catat hasil pengamatan.

4.      Uji Fisik Straw
4.1.Alat dan bahan :
·         2 straw (sample)
·         Jangka sorong
·         Timbangan analitik
4.2.Langkah kerja :
·         Siapkan alat dan bahan.
·         Timbang masing-masing straw dengan timbangan analitik.
·         Ukur tinggi dan diamater straw.
·         Catat hasil pengamatan.
5.      Uji Fisik Gallon
5.1.Alat dan bahan :
·         5 gallon 19 liter (sample)
·         Jangka sorong
·         Penggaris
·         Timbangan analitik
5.2.Langkah kerja :
·         Siapkan alat dan bahan.
·         Timbang masing-masing gallon.
·         Ukur diameter leher gallon dengan menggunakan jangka sorong.
·         Ukur panjang gallon dengan menggunakan penggaris.
·         Catat hasil pengamatan.
6.      Uji Fisik Flakban
6.1.Alat dan bahan :
·         Penggaris
·         Timbangan analitik
·         Gunting
·         2 buah flakban (sample)
·         2 buah core flakban (sample)
6.2.Langkah kerja :
·         Siapkan alat dan bahan.
·         Timbang masing-masing flakban menggunakan timbangan analitik.
·         Timbang masing-masing core flakban menggunakan timbangan analitik.
·     Ukur masing-masing flakban dengan panjang 1 m sebanyak 5 kali kemudian dibuat seperti bola.
·         Ukur diamater core flakban.
·         Catat hasil pengujian dengan menggunakan rumus :
Panjang flakban = (berat flakban – berat core) / berat 1 m flakban

b.       Analisa fisiko kimia

Analisa kimia yang dilakukan dengan menggunakan metode titrasi pada pengujian kadar Na2O dan PAA pada air cucian gallon, kesadahan dalam CaCO3 dan kadar ion Ca2+ dalam sample. Analisa juga dilakukan dengan metode spetrokoskopi untuk mengetahui tubiditas, kadar ozone, nitrit, nitrat, amonium, sulfat, klorida, flourida, sianida, besi, mangan, klor, timbal, tembaga, kadmium, raksa dan arsen dalam sample.
Alat uji kimia antara lain :
1.      Seperangakat alat titrasi
Alat ini digunkan untuk mengukur kadar ion Ca2+, kesadahan air dalam CaCO3, dan untuk analisa kadar Na2O dan PAA dalam air cucian gallon.
2.      Seperangkat alat gelas
Alat ini digunakan untuk menganalisa kdar Na2O dan PAA dalam air cucian gallon.
3.      pH meter
alat ini digunakan untuk mengukur pH larutan.
4.      Spektrofotometer
Alat ini digunakan untuk mengetahui kadar ozon dan turbiditas larutan.
5.      Konduktometer
Alat ini digunakan untuk mengetahui hantaran listrik larutan.
Pengujian secara fission kimia yang kami lakukan diantaranya :
1.    Uji kimia PC 101 / Na2O
1.1.  Alat dan bahan :
·         Gelas ukur 100 ml
·         Erlenmeyer 250 ml
·         Pipet leter
·         Sample PC 101
·         Penol Pthylen
·         HCL 0,1 N
1.2.  Langkah kerja :
·         Ambil sample PC 101 sebanyak 50 ml.
·         Tambahkan 3-5 tetes PP hingga larutan berwarna pink.
·         Titrasi dengan HCL 0,1 N sampai jernih
Rumus : %Na2O = (ml titran × 0,1 × 31 × 100) 
50 × 1,12 × 1000

2.    Uji kimia Oxy 200 / PAA (perokcide acetic acid)
2.1.Alat dan bahan :
·         Gelas ukur 100 ml
·         Erlenmeyer 250 ml
·         Pipet tetes
·         Sampel oxy 200
·         Aquadest
·         KI (kalium iodida)
·         H3PO4 (asam pospat)
·         NH4 (amonium)
·         Na2S2O3 (natrium tiosulfat)
2.2.        Langkah kerja
·         Ambil 10 ml sample PAA 200.
·    Tambahkan 10 tetes KI, 10 tetes H3PO4 dan 5 tetes NH4, cairan berubah menjadi kuning kecoklatan.
·         Titrasi dengan Natrium Thiosulfat (Na2S2O3) hingga bewarna kuning gading.
·         Tambah 5 tetes amylum, warna akan berubah menjadi hitam.
·         Titrasi dengan Na2S2Ohingga warnanya jernih.
·         Catat hasil pengamatan.
Rumus : %PAA = ((ml titran I + II) × 0,1 × 38 × 100) / (10 × 1,08 × 1000)

3.      Uji kimia kalsium (bularan)
3.1.Alat dan bahan :
·         Sample air
·         Kuvet
·         Reagent
·         Tipful (regent 2)
·         Regent 3
3.2.Langkah kerja :
·         Bilas kuvet dengan air sample.
·         Ambil 5 ml sample.
·         Tambahkan 5 tetes regent 1 dan 2 sendok tipful.
·         Kocok sampai warna menjadi merah violet.
·         Titrasi dengan reagent 3 sampai warna biru violet
·         Baca skala titrasi.
·         Cata hasil pengamatan.
4.      Uji kimia kesadahan
4.1.alat dan bahan :
·         Air sample 
·         Kuvet
·         Regent 1
·         Reagent 2
4.2.Langkah kerja :
·         Ambil 5 ml sample.
·    Tambahkan 3 tetes reagent 1, kocok sampai warna berubah menjadi merah violet.
·         Titrasi dengan reagent 2 sampai berubah menjadi warna hijau.
·         Catat hasil pengamatan
·         Hasil ml titran × 17,85.

5.      Uji fisika  TDS (total disolvid solid) dan conductivity
5.1.Alat dan bahan :
·         Air sample
·         Elektroda
·         Conductivity meter
5.2.Langkah kerja :
·         Pasang elektroda ke conductivity  meter.
·         Bilas elektroda dengan menggunakan air sample.
·         Posisikan elektroda pada “ON”.
·         Satuan dari TDS adalah ppm (part per million).
·         Tunggu hingga gambar jam berhenti.
·         Tekan set untuk menghitung conductivity.
·         Satuan dari conductivity adalah µS.
·         Tunggu hingga gambar jam berhenti.
6.      Uji fisika TCl (total chlorine) dan turbidity
6.1.Alat dan bahan :
·         Air sample
·         Kuvet
·         Regent DPD
·         Ozoneter
6.2.Langkaha kerja :
·         Buat blangko dan sample, untuk sample ditambahkan reagent DPD.
·         Blanko dan sample dimasukkan ke dalam kuvet.
·         Tekan “ON” pada ozoneter.
·         Posisikan pada tr (turbidity).
·         Masukkan blangko.
·         Tekan read kemudian akan muncul hasil dari turbidity.
·         Posisikan pada tcl (total chlorine) dengan menekan tanda (   ).
·         Tekan zero hingga muncul angka 0,00.
·         Ganti blangko dengan sample.
·         Tekan read kemudian akan muncul hasil dari tcl.
7.      Uji fisika pH
7.1.Alat dan bahan :
·         Air sample
·         Elektroda
·         pH meter
7.2.Langkah kerja :
·         Pasang elektroda pada pH meter.
·         Hubungkan pH meter ke sumber listrik.
·         Bilas elektroda dengan air sample.
·         Tekan “ON” untuk menghidupkan pH meter.
·         Masukkan elektroda pada air sample.
·         Tekan “ON”.
·         Tunggu hingga muncul tulisan ready, hasil dari pH akan terbaca.
·         Tekan “OFF” kemudian bilas elektroda dengan air sample.

c.       Analisa Mikrobiologi

Analisa mikrobiologi dilakukan dengan isolasi mikrobiologi dalam media agar maupun media cair.
Alat uji mikrobiologi antara lain :
1.    Seperangkat alat gelas
Alat ini digunakan untuk membuat media pertumbuhan mikroorganisme.
2.      Petri dish
Alat ini digunakan sebagai tempat media tumbuh mikroorganisme.
3.      Inkas
Alat ini digunakan untuk mengisolasi bakteri.
4.      Inkubaror
Alat ini digunakan untuk mengikubasi mikroorganisme.
5.      Penyedot udara
Alat ini digunakan untuk mengambil sample mikroorganisme dalam udara.
Pengujian secara mikrobiologi yang kami lakukan diantaranya :
1.      Uji mikrobiologi TPC (total plate count)
1.1.Alat dan bahan :
·         Sample
·         Petri dish
·         Spet 10 ml
·         Breaker glass 50 ml
·         Lampu Bunsen
·         Kapas
·         Alcohol 70 %
·         Media PCA (plate count agar).
1.2.Langkah kerja :
·         Siapkan alat dan bahan.
·         Sterilisasi tangan dengan menggunkan alcohol 70 %.
·         Sterilisasi sample yang akan diuji dengan menggunakan alcohol.
·         Nyalakan lampu Bunsen.
·         Sterilisasi jarum suntik dengan menggunakan alcohol dan panaskan jarum suntik diatas lampu Bunsen.
·         Ambil 1 ml sample dengan menggunakan jarum suntik.
·       Masukkan sample ke petri dish diatas lampu Bunsen dengan menggunakan spet.
·         Masukkan media PCA 3-5 ml, tunggu hingga media padat.
·         Inkubasi sample secara terbalik selama 24-48 jam, dengan suhu 35-370C.
·         Amati dan hitung mikroba yang tumbuh.
·         Catat hasil pengamatan.
2.      Uji mikrobiologi Salmonella, Sigella dan Pseudimonas
2.1.Alat dan bahan :
·         Sample SV0 (sample bahan dasar)
·     Sample SV3 (sampling valve dari air yang telah mengalami proses ozonisasi, yang terletak pada tangki ozon kedua).
·         Sample SV4 (sampling valve untuk mengambil sample dari tangki treated)
·         Petri dish
·         Spet
·         Lampu bunsen
·         Breaker glass 50 ml
·         Alkohol 70 %
2.2.Langkah kerja
·         Sterilisasi tangan dengan alkohol 70 %.
·         Sterilisasi spet dengan alcohol 70 % dan panaskan spet hingga membara.
·         Ambil 1 ml sample dengan menggunakan spet.
·         Masukkan sample kedalam petri dish.
·         Tuang media kedalam petri dish.
o   Media SSA digunakan untuk salmonella dan sigella.
o   Media CA digunakkan untuk Pseudimonas.
·    Setelah media padat, bungkus petri dish dengan kertas lalu inkubasi terbalik selama 24-48 jam.
·         Hitung koloni mikroorganisme yang tumbuh.
3.      Uji mikrobiologi ruang filling
3.1.Alat dan bahan :
·         Media SA
·         Air Test Biocollector
·         Kapas
·         Alcohol 70 %
3.2.Langkah kerja :
·         Sterilisasi alat dengan menggunakan alcohol.
·         Tempatkan petri pada Air Test Biocollector.
·         Hidupkan Air test dan posisikan pada unit dan select sesuai kehendak.
·         Tekan tombol start.
·         Gerakkan Air Test pada ruangan yang akan diambil sample udaranya.
·         Tunggu hingga lampu pada select mati.
·         Inkubasi selama 5 hari.

C.    SANITASI PERUSAHAAN

Sanitasi merupakan hal yang mendapat perhatian besar dalam suatu pabrik atau perusahaan, karena sanitasi akan mendukung semua aktivitas yang dijalankan oleh perusahaan tersebut.
Sanitasi adalah pengendalian yang terencana terhadap lingkungan produksi, bahan baku, peralatan dan pekerja untuk mencegah pencemaran pada hasil olah, mecegah terlanggarnya nilai estetika konsumen, serta mengusahakan lingkungan kerja yang bersih, aman dan nyaman.

a.      Sanitasi Bahan Baku

Bahan baku yang digunakan di PT. Tirtamas Lestari Temanggung adalah sumber air yang letaknya terpisah sekitar 150 m dari perusahaan terdapat dilokasi yang bersih dan terhindar dari pencemaran. Debit air dari sumberair yaitu 500 liter per menit. Pada lokasi tersebut dibuat suatu bangunan khusus yng tertutup sehingga tidak sembarang orang dapat masuk. Selain itu sumber air yang terdapat dalam bangunan tersebut masih diisolasi yaitu dengan cara menutup rapat dengan tembok beton untuk mengurangi kontaminasi udara dan lingkungan sekitar.
Sanitasi bahan baku di PT. Tirtamas Lestari Temanggung dilakukan dengan mengisolasi air sumber dengan menutupnya menggunkan tembok beton dan juga dilakukan penjagaan oleh tenaga pengaman di lingkungan sekitar bangunan/ruangan tertutup tersebut setiap hari dibersihkan oleh petugas pembersih supaya terlihat bersih dan indah, serta disekitarnya ditanami tanaman sehingga udara sekitar bangunan menjadi sejuk.

b.      Sanitasi Linkungan dan Bangunan

Lingkungan dan bangunan merupakan faktor penting yang tak terpisahkan dalam perusahan, karena lingkungan yang bersih dan sehat akan mendukung kelancaran proses produksi. Faktor lingkungan yang perlu diperhatikan dalam pendirian pabrik adalah :
1.      Pabrik yang didirikan hendaknya jauh dari tempat pembuangan sampah dan tempat lainnya yang dapat menimbulkan cemaran.
2.      Pembuangan air dari hasil proses pengolahan dialirkan ke saluran air atau selokan sehingga tidak menimbulkan genangan air.
Lingkungan PT. Tirtamas Lestari Temanggung cukup baik karena letaknya jauh dari pencemaran. Selain itu terdapat pembuangan air yang dapat dialirkan melalui selokan yang berada didekat pabrik. Untuk menghindari debu maka halaman / pekarangan disiram dengan air sedangkan bagian dalam pabrik secara rutin selalu dibersihkan oleh petugas kebersihan dan sampah-sampah hasil produksi uyang tidak layak dikumpulkan kemudian dijual kembali.
Sanitasi yang digunakan untuk ruang pengisian yaitu mesin sunny yang dilakukan dengan cara menyemprotkan desinfektan yang berupa MS Quart (zat aktif Chlorine) 4 ml dalam 1 liter setiap 1 jam sekali. Selain itu diruang pengisian juga diisi dengan cleaning room / penghembusan udara yang berfungsi menaikkan tekanan udara dari luar sehingga mikroba tidak dapat masuk. Suhu udara didalam ruangan dibuat dibawah suhu kamar (20-22 0C) sehingga mikroba tidak dapat masuk dan pertumbuhannya terhambat.
Pada lampiran 5 dapat dilihat bahwa pemeriksaan di ruang filling cup, potensi terjadi kontaminan yang tinggi yaitu pada mesin sunny (S). Mikroorganisme yang banyak tumbuh yaitu kapang. Rata-rata pada pengamatan hari pertama jumlah mikroba yang tumbuh adalah nol. Hal ini menunjukan bahwa jika sanitasi tidak dilakukan dengan baik dan tiap hari maka potensi terjadi kontaminan oleh mikroorganisme makin tinggi.

c.       Sanitasi Mesin dan Peralatan

Proses pencucian sarana pengolahan termasuk mesin dan peralatan adalah proses rutin yang sangat penting untuk menjamin mutu dan keamanan produksi yang dihasilkan oleh suatu industri.
Peralatan yang digunakan di PT. Tirtamas Lestari Temanggung hampir seluruhnya terbuat dari stainless steel. Hal ini untuk mempermudah dalam mencegah benda dari luar masuk dan filter udara yang ada dapat mudah dibersihkan dan diganti.
Pembersihan mesin dan peralatan dilakukan setiap hari sebelum dan sesudah digunakkan untuk proses produksi. Sanitasi alat dan sarana produksi biasanya dibersihkan dengan menggunakan desinfektan 4 ml/lt, diawali dan akhir produksi. Sedangkan untuk peralatan yang berupa tangki raw water, tangki penampungan dibersihkan minimal satubulan sekali dengan menggunakan OXY 200 0,45 % (zat aktif Peroxyda Acetic) selama 45 menit begitu juga denga filter tank dan nozzle

d.      Sanitasi Pekerja

Pekerja merupakan komponen yang paling berhubungan dengan produk, oleh karena itu kebersihan dan sanitasi pekerja perlu diperhatikan agar dalam proses produksi air minum dalam kemasan bermutu dan aman untuk dikonsumsi.
Usaha yang dilakukan perusahaan untuk menjaga kebersihan dan sanitasi pekerja tersebut antara lain :
1.      Hai Net  yang berfungsi untuk menutupi kepala agar rambut tidak rontok pada saat pengolahan, karena rambut merupakan pembawa kotoran yang dapat melanggar nilai estetika konsumen.
2.     Sarung tangan dan sepatu boot yang kedap air untuk melindungi tangan dan kaki pekerja serta mencegah kontaminasi bahan yang diolah.
3.   Jas laboratorium untuk menghindari kontak langsung antara produk dengan pakaian pekerja sehingga pekerja selalu dalam keadaan bersih.
4.    Masker untuk melindungi agar produk tidak terkontaminasi oleh udara yang keluar dari mulut dan hidung pekerja.
5.      Jas, sarung tangan dan harus sering dicuci agar selalu bersih.
6.  Alkohol 70 % digunakan untuk menyemprot tubuh pekerja apabila akan memasuki ruang produksi.
7.     Penguji didalam laboratorium harus selalu mencuci tangan dengan alkohol sebelum dan sesudah bekerja.
8.  Pekerja tidak boleh merokok atau minum ketika berada di ruang kerja terutama di ruang pengisian.
9.      Pekerja yang sedang sakit tidak boleh masuk kerja (area pabrik).

e.       Sanitasi Proses

Proses pengolahan air minum dalam kemasan selalu dilakukan pengawasan pada tiap tahap-tahapnya, sehingga bahan yang diolah selalu dalam keadaan terjaga baik kebersihannya maupun kesehatannya. Sanitasi proses ini ditunjang oleh adanya peralatan bahan dasar yang digunakan. Oleh karena itu sanitasi air sangat diperhatikan. Air yang digunakan harus memenuhi standar mutu air untuk industri dan harus selalu terjaga kejernihan dan kebersihanya serta harus bebas dari klorin.

f.       Penanganan Limbah

Limbah produksi merupakan buangan air dari suatu pengolahan yang terdiri dari bahan mineral organik dalam berbagai bentuk termasuk partikel padatan besar maupun kecil serta sisa-sisa bahan larutan dalam keadaan terapung. Apabila limbah tidak ditangani dengan baik dapat menyebabkan pencemaran dari produksi air yang dihasilkan.
Pada proses produksi air minum dalam kemasan PT. Tirtamas Lestari Temanggung hampir tidak menghasilkan limbah karena bahan baku yang digunakan hanyalah air biasa. Bahan-bahan sisa produksi air minum dalam kemasan yang berupa air limpahan dari proses terutama pada pengisian air minum tidak akan menyrbabkan pencemaran lingkungan, sehingga tidak ada penanganan khusus dalam masalah ini. Hanya saja air limpahan ini akan dipel pada waktu proses produksi berakhir dan pada waktu istirahat.
Limbah padat yang dihasilkan oleh PT. Tirtamas Lestari Temanggung hanya berupa plastik atau gallon yang rusak atau terdapat kotoran yang tidak bisa dibersihkan, kemasan ini ditempatkan ditempat yang jauh dari proses produksi dan kemudian dijual kembali.






  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS